Rabu, 21 Maret 2012

PENELITIAN TINDAKAN DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING




(oleh: Drs. Moh. Nursalim, M.Si)




Pengertian

Penelitian Tindakan dalam Bimbingan dan Konseling dalam pengertian ini diorientasikan pada penelitian tindakan kelas (PTK).  Oleh karena itu sebelumnya perlu diketahui apakah itu PTK. Berikut akan dijelaskan  pengertian PTK, karakteristik PTK, perbedaan PTK dibandingkan dengan penelitian konvensional, serta alur PTK
Suhardjono (dalam Arikunto, dkk, 2006)  PTK adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki/meningkatkan mutu praktek pembelajaran
Menurut Soedarsono (1997) PTK merupakan suatu proses dimana melalui proses ini
guru dan murid menginginkan terjadinya perbaikan, peningkatan, dan perubahan pembelajaran yang lebih baik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Dari pengertian tersebut tampak jelas bahwa penekanan PTK adalah pada bidang  pembelajaran,  dimaksudkan  untuk  perbaikan, peningkatan, perubahan ke arah yang lebih baik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal


Karakteristik PTK

Secara garis besar karakteristik PTK adalah sbb.:
1. Situasional, artinya berkaitan langsung dengan permasalahan konkret yang dihadapi guru dan siswa di kelas
2. Kontekstual, artinya upaya pemecahan yang berupa model atau prosedur tindakan tidak lepas dari konteksnya, mungkin konteks budaya, sosial politik, dan ekonomi dimana proses pembelajaran berlangsung.
3. Kolaboratif, adalah kolaborasi antara guru dengan peneliti dalam pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan keputusan yang akhirnya melahirkan kesamaan tindakan.
 4. Self-reflective dan self-evaluative. Pelaksana, pelaku tindakan, serta objek yang dikenai tindakan melakukan refleksi dan evaluasidiri terhadap hasil atau kemajuan yang dicapai. Modifikasi perubahan yang dilakukan didasarkan pada hasil refleksi dan evaluasi yang mereka lakukan.
5. Fleksibel dalam arti memberikan sedikit kelonggaran dalam pelaksanaan tanpa melanggar kaidah metodologi ilmiah. Misalnya, tidak perlu ada prosedur sampling, alat pengumpul data yang lebih informal, sekalipundimungkinkan dipakainya instrumen formal swbagaimana dalam penelitian eksperimental.




Perbedaan PTK Dan Penelitian  Konvensional

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas berikut disajikan perbedaan antara PTK dengan Penelitian Konvensional

ASPEK
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
PENELITIAN KONVENSIONAL
1. Masalah
Masalah dirasakan dan dihadapi peneliti (calon) dalam melaksanakan tugas pekerjaan
Masalah dan hasil pengamatan pihak lain termasuk sponsor
2. Tujuan
Melakukan perbaikan, peningkatan, dan atau perubahan ke arah yang lebih baik
Menguji hipotesis,
mebuat generalisasi, mencari eksplanasi
3. Manfaat/kegunaan
Langsung terlihat dan dapat dinikmati oleh konsumen serta objek penelitiannya
Tidak langsung terlihat dan dipakai sebagai saran-saran
4. Teori
Dipakai sebagai dasar memilih dan menentukan aksi atau solusi tindakan
Dipakai sebagai dasar perumusan hipotesis/
pertanyaan penelitian
5. Metodologi/desain
Bersifat lebih fleksibel sesuai konteks tanpa mengorbankan asas ilmiah metodologi. Langkah kerja bersifat siklik (ada siklus) dan setiap siklus ada empat tahapan. Analisis terjadi dalam proses setiap siklus
Menuntut paradigma penelitian yang jelas. Langkah kerja cenderung linear. Analisis dilakukan sesudah data terkumpul khususnya dalam penelitian kuantitatif



Tujuan PTK

1. Melakukan Tindakan perbaikan, peningkatan, dan perubahan ke arah yang lebih baik sebagai upaya pemecahan masalah
2. Menentukan model dan prosedur tindakan yang memberikan jaminan terhadap upaya pemecahan masalah yang mirip atau sama, dengan melakukan modifikasi atau penyesuaian seperlunya

Masalah Yang Laik Untuk PTK

1.      Masalah tsb. menunjukkan suatu kesenjangan antara teori dan fakta empirik yang    dirasakan dalam proses pembelajaran atau keseharian dosen
2.      Adanya kemungkinan untuk dicarikan alternatif solusinya melalui tindakan konkret yang dapat dilakukan dosen dan mahasiswa
3.      Masalah tersebut menungkinkan dicari dan diidentifikasi hal-hal atau faktor yang menimbulkannya. Faktor-faktor penentu tsb merupakan dasar atau landasan untuk merumuskan alternatif doludi terhadap masalah yang dipilih


Pertanyaan yang dapat diajukan untuk mengkaji masalah, msalnya:
  1. Apakah masalah secara jelas teridentifikasi dan terformulasikan dengan benar
  2. Apakah ada masalah lain yang terkait dengan massalah yang akan dipecahkan? Jika ya apakah menentut pemecahan segera, dan apakah telah terumuskan secara spesifik dan jelas?
  3. Apakah ada bukti empirik yang memperlihatkan nilai berharga untuk perbaikan praktik dan perbaikan pembelajaran?



Memformulasi Masalah

Dalam memformulasi masalah perlu memperhatikan;
  1. aspek substansi
  2. aspek formulasi
  3. aspek teknis


Formulasi  Solusi Dalam Bentuk Hipotesis Tindakan

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan hipotesis:
  1. Rumuskan alternalif-alternatif tindakan untuk pemecahan-pemecahan masalah berdasarkan hasil kajian.
  2. Kaji ulang/evaluasi setiap alternatif pemecahan yang diusulkan dari segi bentuk tindakan dan prosedurnya, segi kelaikan, kemudahan, kepraktisan dan optimalisasi hasil, serta cara penilaiannya.
  3. Pilih alternatif tindakan dan prosedur yang dinilai paling menjanjikan hasil optimal dan dapat dilakukan oleh dosen dalam kondisi dan situasinya.
  4. Tentukan langkah-langkah untuk melaksanakan tindakan serta cara-cara untuk mengetahui hasilnya.
  5. Tentukan cara untuk menguji hipotesis tindakan guna membuktikan bahwa dengan tindakan yang dilakukan telah terjadi perubahan, perbaikan, atau peningkatan yang meyakinkan.


Analisis Kelaikan Solusi Untuk Pemecahan Masalah

      Hal-hal yang perlu diperhatikan :
  1. Kemampuan dosen yang bertindak sebagai pelaku tindakan kelas.
  2. Kemampuan mahasiswa baik dari segi fisik, psikologis, maupun sosial budaya dan etik.
  3. Fasilitas dan sarana pendukung yang tersedia.
  4. Iklim belajar di kelas apakah cukup mendukung terwujudnya tindakan sesuai dengan desain.
  5. Iklim kerja diprogram studi apakah ada dukungan dari ketua prodi dan teman sejawat.

ALUR DALAM PTK
Belum Terselesaikan
 
Terslesaikan
 
Terselesaikan
 

                                                                                   Ke Siklus selanjutnya





Gambar tersebut menjelaskan sebuah alur sebagai berikut:

Pertama kita merasakan adanya masalah dalam tugas kita sehari-hari. Kemudian kita pikirkan apa rencana tindakan kita untuk memecahkan masalah tersebut. Selanjutnya kita laksanakan rencana tindakan kita tersebut dalam tindakan nyata, tindakan memecahkan masalah (memberikan perlakuan). Selama kita memberikan perlakuan dalam rangka pemecahan masalah kita lakukan observasi secara menyeluruh , sehingga data secara memadai dapat terkumpulkan.   Selanjutnya data dianalisis. Hasil analisis akan menunjukkan kepada kita di mana posisi kita dalam upaya memecahkan masalah yang telah kita lakukan, artinya kita melakukan evaluasi. Hasilnya akan menjadi bahan refleksi kepada kita apakah upaya kita memecahkan masalah tersebut  telah berhasil atau belum.  Dalam hal belum berhasil,  hasil evaluasi dan refleksi tersebut merupakan bahan pertimbangan untuk menentukan masalah dan  merencanakan tindakan perlakukan pada tahap berikutnya (siklus berikutnya). Selanjutnya kita laksanakan, kita lakukan observasi dalam selama kita lakukan intervensi tersebut, terkumpullah data yang kita perlukan, kita analisis, hasilnya seperti apa, selanjutnya menjadi bahan refleksi.  Dalam hal masalahnya belum terselesaikan, kita  akan teruskan tindakan dengan prosedur yang sama, artinya kita masuk ke siklus berikutnya.



PENELITIAN TINDAKAN BIMBINGAN DAN KONSELING (PTBK)

Sebagaimana sudah disebutkan di atas, PTBK dalam pengertian ini diorientasikan kepada PTK. Pengertian kelas dalam PTK menunjuk pada  kekhususan penelitian tindakan, yaitu  penelitian tindakan yang dilakukan di kelas. PTK merupakan  salah satu bagian dari penelitian tindakan dengan tujuan yang spesifik yang berkaitan dengan kelas. PTK adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki/meningkatkan mutu praktek pembelajaran (Suhardjono, 2006).  PTBK dalam pengertian ini dimaksudkan untuk meningkatkan program layanan BK, sehingga menjadi lebih baik. PTBK   dilakukan oleh guru BK sendiri. Oleh karena itu masalah yang akan dipecahkan dalam rangka peningkatan layanan BK untuk menjadi lebih baik tersebut adalah masalah yang dirasakan dan dihadapi oleh guru BK  sendiri. Jadi masalah yang dihadapi oleh guru kelas dan oleh guru BK pada dasarnya adalah sama, yaitu masalah yang dirasakan dan sedang dihdapi oleh mereka dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari. Bedanya, yang dihadapi oleh guru adalah masalah pembelajaran, sedang yang dihadapi oleh guru BK adalah masalah layanan bimbingan dan konseling. Perbedaannya  terletak pada spesifikasi bidang kerja dan layanan mereka. Adapun mengenai prosedurnya, baik PTK maupun   PTBK adalah sama. Hariastuti (2008) menyatakan ada 6 bidang pelayanan BK, 9 jenis pelayanan BK, dan 5 kegiatan pendukung pelayanan BK. Masing-masing adalah sebagai berikut.
Bidang layanan BK meliputi : a) kehidupan pribadi, b) kehidupan sosial, c) kegiatan belajar, d) perencanaan, pelaksanaan, dan pemantapan karir, e) kehidupan berkeluarga, dan f) kehidupan keberagamaan.
Adapun jenis layanan BK  mencakup 9 layanan, ialah: a) layanan orientasi, b) layanan informasi, c) layanan penempatan dan penyaluran, d) layanan penguasaan konten, e) layanan konseling perorangan, f) layanan bimbingan kelompok, g) layanan konseling kelompok, h) layanan konsultasi, dan i) layanan mediasi.
Sedangkan kegiatan pendukung layanan BK, mencakup: a) aplikasi instrumentasi, b) himpunan data, c) konferensi kasus, d) kunjungan rumah, dan e) alih tangan kasus.
Program pelayanan BK ini telah disempurnakan,  mencakup: pelayanan dasar, pelayanan responsif, perencanaan individual, dan dukungan sistem. Pelayanan dasar meliputi: bimbingan kelas, pelayanan orientasi, pelayanan informasi, bimbingan kelompok, dan  pelayanan pengumpulan data. Pelayanan responsif meliputi:  konseling individual dan kelompok,  referal, kolaborasi dengan guru mata pelajaran atau wali kelas, kolaborasi dengan orang tua, kolaborasi dengan pihak-pihak terkait di luar sekolah/madrasah, konsultasi, bimbingan teman sebaya, konferensi kasus, dan kunjungan rumah. Perencanaan individual, maksudnya konselor membantu peserta didik menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya berdasarkan data atau informasi yang diperoleh, yaitu yang menyangkut pencapaian tugas-tugas perkembangan, atau aspek-aspek pribadi, sosial, belajar, dan karir. Dukungan sistem meliputi: pengembangan profesi, manajemen program, riset dan pengembangan. (Depdiknas, 2007)   



Komponen Proposal/Laporan Penelitian

Dalam keseluruhan kegiatan penelitian, proposal mempunyai kedudukan yang sangat penting. Ibarat orang mau menempuh sebuah perjalanan, proposal adalah peta yang menggambarkan letak, arah, serta alur perjalanan yang harus dilalui untuk menuju tempat yang akan dituju.
Laporan penelitian merupakan manifestasi  dari kegiatan seorang peneliti yang sudah mencoba melakukan kegiatan penelitiannya berdasar proposal yang telah dipersiapkannya. Proposal penelitian berisi apa yang akan dilakukan oleh peneliti, sedangkan laporan penelitian berisi apa yang sudah dilakukan oleh peneliti 
Untuk memperjelas bagaimana menyusun proposal atau laporan penelitian, berikut disajikan gambaran komponen serta isi proposal dan atau laporan penelitian PTBK dalam bentuk matriks (Nursalim, 2008)


BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
Pendahuluan
Kerangka Teori dan Kerangka Berpikir
Metode Penelitian
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Simpulan dan Saran
Pengajuan masalah
Analisis ilmiah terhadap masalah dan kemungkinan pemecahannya
Rancangan pemecahan masalah
Pemecahan masalah dan hasilnya
Simpulan dan saran berdasar hasil pemecahan masalah
Pengajuan pertanyaan penelitian
Tinjauan teoretik pertanyaan penelitian dan kemungkinan menjawabnya
Rancangan cara menjawab pertanyaan penelitian
Kegiatan mencari dan menyususn jawaban pertanyaan penelitian
Simpulan dan saran berdasar jawaban yang didapat
Amatan sekilas peneliti terha- dap suatu gejala di lapangan
Amatan ilmuwan terhadap gejala lapangan
Rancangan kerja peneliti untuk melaksanakan pengamatan ilmiah
Kerja pengamatan ilmiah peneliti di lapangan dan hasilnya
Simpulan dan saranberdasar hasil amatan lapangan



Dari matriks di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut.

BAB I Pendahuluan, berisi amatan selintas peneliti terhadap suatu gejala di lapangan . Atas dasar kondisi lapangan tersebut muncullah masalah, dan  untuk memperjelas permasalahannya dirumuskanlah pertanyaan penelitian.
BAB II Kerangka Teori dan Kerangkan Berpikir, berisi analisis ilmiah terhadap masalah dan kemungkinan pemecahannya. Tinjauan teoretik pertanyaan penelitian dan kemungkinan menjawabnya. Semuanya seyogyanya didukung oleh hasil amatan ilmuwan tentang gejala di lapangan yang relevan
BAB III Metode Penelitian, berisi rancangan pemecahan masalah, rancangan cara menjawab pertanyaan penelitian, rancangan kerja peneliti untuk melaksanakan pengamatan ilmiah
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi pemecahan masalah dan hasilnya, kegiatan mencari dan menyususn jawaban pertanyaan penelitian. Ini semua berdasarkan pada kerja pengamatan ilmiah peneliti di lapangan dan hasil pengamatannya.
BAB V Simpulan dan Saran, berisi simpulan dan saran berdasar hasil pemecahan masalah berupa jawaban terhadap masalah yang telah diajukan. Semuanya harus berdasar atas hasil pengamatan di lapangan dan olahan yang telah dilakukan.


Penyusunan Proposal

Untuk memperjelas pemahaman, berikut disampaikan petunjuk singkat bagaimana menyusun proposal PTBK (Nursalim, 2008).

Judul Penelitian: singkat, spesifik, jelas mewakili gambaran tentang masalahyang akan diteliti dan tindakan yang dipilih untuk menyelesaikan masalah
                               
 Contoh:
    1. Meningkatkan partisipasi siswa dalam layanan informasi melalui pemberian LKS
    2. Meningkatkan keberanian siswa di depan kelas melalui strategi konseling partisipan
    3. Penerapan strategi asertif training untuk meningkatkan asertivitas siswa


Bidang Kajian:  bidang kajian bimbingan konseling, misalnya: masalah belajar siswa, teknik dan strategi bimbingan konseling, pengembangan dan penggunaan alat bantu bimbingan konseling, evaluasi bimbingan dan konseling, mproses bimbingan dan konseling, dansebagainya

Pendahuluan:  analisis situasi lapangan terkait dengan  pelaksanaan bimbingan konseling di sekolah yang ditangani oleh guru BK.  Bagian ini berisi uraian tentang hal-hal mengenai konsep (bimbingan konseling) maupun fakta di lapangan (yang memungkinkan  diberikannya layanan bimbingan konseling) sehinga memunculkan masalah. Masalah akan muncul apabila terjadi kesenjangan antara konsep dan fakta. Bagian ini  berisi uraian sebagai berikut: a) analisis kesenjangan (berbasis data) sehingga muncul masalah, b)  masalahnya nyata dirasakan dan dihadapi oleh guru BK, c) masalahnya sendiri harus jelas, d)  mendesak untuk segera diatasi, e) fisibel untuk dilaksanakan (waktu, biaya, data dukung yang lain).

Perumusan dan Pemecahan Masalah
a. Perumusan Masalah:  seyogyanya dalam bentuk kalimat tanya,  jelas, spesifik, dan mengggambarkan alternatif tindakan.
                                 Misal: Apakah dengan pemberian LKS partisipasi siswa   dalam layanan informasi dapat meningkat?
b. Pemecahan Masalah: uraikan pendekatan/konsep yang akan digunakan untuk memecahkan masalah. Tunjukkan pada baian ini akar penyebab masalah

Tujuan Penelitian: nyatakan secara spesifik dan operasional, dan harus sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan.

Manfaat Penelitian: jelaskan apa manfaatnya bagi siswa, guru, dan sekolah, juga nyatakan inovasi apa yang diharapkan akan dihasilkan

Tinjauan Pustaka: Tuliskan kajian teori atau hasil penelitian yang dapat digunakan sebagai acua dalam menentukan tindakan agar permasalahan dapat dipecahkan. Deskripsikan semua variabel penelitian sampai diperoleh indikator. Akhiri kajian teori in dengan memunculkan  hipotesis tindakan
                                 Contoh: Dengan memberikan  LKS pada siswa maka   partisipasi siswa dalam layanan informasi dapat meningkat

Metode Penelitian: Kemukakan objek, latar, waktu, dan lokasi penelitian. Uraikan secara jelas prosedur penelitian yang akan dilakukan, mencakup: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Tunjukkan siklus-siklus dan kriteria keberhasilannya. Tunjukkan cara pengumpulan data dan alat yang akan digunakannya

Jadwal Penelitian: buat  bar chart, uraikan aktivitas apa yang akan dilakukan secara rinci,  rincian aktivitas harus relevan dengan metode penelitian. Waktu maksimal 4 bulan

Anggaran Penelitian:  Kemukakan besarnya biaya penelian secara rinci dengan mengacu kepada kegiatan penelitian.
                                  Rekapitulasi biaya penelitian mencakup: a) honorarium ketua, b) biaya operasional, c) biaya pembelian ATK, d) lain-lain pengeluaran







SUMBER

Arikunto, Suharsimi, dkk., 2007. Penelitian Tindakan Kelas. PT Bumi Aksara.   Jakarta

Hariastuti,  Retno Tri, 2008. Spektrum Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Makalah  disajikan dalam Pelatihan Guru BK Tentang Penelitian Tindakan dalam Bimbingan dan Konseling, tanggal 31 Mei – 7 Juni 2008 di Jurusan PPB FIP UNESA

Kartadinata, Sunaryo, dkk., 2007. Penataan Pendidikan Profesional Konselor Dan Layanan Bimbingan Dan Konseling Dalam alur Pendidikan Formal. Dirjen Dikti Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Nursalim, M. 2008.  Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling. Makalah disajikan dalam Pelatihan Guru BK Tentang Penelitian Tindakan dalam Bimbingan dan Konseling  tanggal 31 Mei-7Juni 2008 di Jurusan PPB FIP UNESA

Soedarsono, Fx., 1997. Rencana, Desain dan Implementasi Dalam Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: BP3SD, Dirjen Dikti, Depdikbud,  Jakarta